Minggu, 17 Juni 2012
Rabu, 13 Juni 2012
tombol kombinasi pada keyboard
tombol kombinasi pada keyboard
1. CTRL+C (Copy)
2. CTRL+X (Cut)
3. CTRL+V (Paste)
4. CTRL+Z (Undo)
5. DELETE (Delete)SHIFT+DELETE (menghapus permanen)
6. CTRL+SHIFT sementara drag sebuah item (menciptakan shortcut)
7. F2 key (merubah nama dari item yang dipilih)
8. CTRL+RIGHT ARROW (memindah kursor ke huruf selanjutnya)
9. CTRL+LEFT ARROW (memindah kursor ke awal huruf)
10. CTRL+DOWN ARROW (memindah kursor ke awal paragraf)
11. CTRL+UP ARROW (memindah kursor ke posisi paragraf sebelumnya)
12. CTRL+SHIFT dengan berbagai tombol arah (menunjukkan daerah yang diblok)
13. CTRL+A (seleksi/blok semua karakter)
14. F3 key (pencarian folder atau file)
15. ALT+ENTER (melihat properties dari item yang dipilih)
16. ALT+F4 (menutup program yang aktif)
17. ALT+ENTER (menunjukkan properties dari object yang terpilih)
18. ALT+SPACEBAR (membuka shortcut pada windows yang aktif)
19. CTRL+F4 (menutup dokumen yang aktif pada dokumen yang banyak dibuka)
20. ALT+TAB (memindah item-item yang aktif)
21. ALT+ESC (urutan item yang telah dibuka)
22. F6 key (elemen-elemen layar pada desktop)
23. F4 key (memunculkan Address bar pada My Computer atau Windows Explorer)
24. SHIFT+F10 (memunculkan shortchut sesuai ikon yang dipilih)
25. ALT+SPACEBAR (memunculkan menu Systen pada windows yang aktif)
26. CTRL+ESC (menampilkan menu Start)
27. ALT+garis bawah pada suatu menu (Menampilkan menu yang sesuai)
28. F10 key (mengaktifkan menu bar program yang sedang aktif)
29. RIGHT ARROW (membuka sebuah submenu terutama menu lanjutan sebelah kanan)
30. LEFT ARROW (membuka sebuah submenu terutama menu lanjutan sebelah kiri)
31. F5 key (Update active window)
32. BACKSPACE (kembali ke direktori sebelumnya di My Computer atau Windows Explorer)
33. ESC (membatalkan proses suuatu eksekusi program)
34. SHIFT memasukkan CD-ROM ke dalam CDROM drive (mencegah CD-ROM dari running otomatis)
35. CTRL+TAB (maju ke tab berikut)
36. CTRL+SHIFT+TAB (mundur ke tab sebelum)
37. TAB (maju tab berdasarkan pilihan)
38. SHIFT+TAB (mundur pada suatu pilihan menu)
39. ALT+huruf yang diUnderlined (lakukan perintah sesuai dengan opsi yang dipilih)
40. ENTER (lakukan perintah atau tombol untuk pelaksana perintah)
41. SPACEBAR (memilih atau mengosongkan check box pada menu aktif pada check box)
42. Arrow keys (menyorot suatu karakter)
43. F1 key (menampilkan Help)
44. F4 key (menampilkan item pada daftar yang aktif)
45. BACKSPACE (kembali ke direktori awal)
46. Windows Logo (menampilkan atau menyembunyikan Start menu)
47. Windows Logo+BREAK (menampilkan System Properties dialog box)
48. Windows Logo+D (menampilkan desktop)
49. Windows Logo+M (Minimize semua windows)
50. Windows Logo+SHIFT+M (Restore minimized windows)
51. Windows Logo+E (membuka My Computer)
52. Windows Logo+F (mencari sebuah file atau folder)
53. CTRL+Windows Logo+F (pencarian komputer terutama dalam suatu jaringan)
54. Windows Logo+F1 (menampilkan Windows Help and Support)
55. Windows Logo+ L (lock windows)
56. Windows Logo+R (membuka Run)
57. Windows Logo+U (membuka Utility Manager) Accessibility Keyboard Shortcuts
58. SHIFT kanan selama delapan detik (menyalakan FilterKeys baik on atau off)
59. Left ALT+left SHIFT+PRINT SCREEN (menyalakan High Contrast baik on atau off)
60. Left ALT+left SHIFT+NUM LOCK (menyalakan MouseKeys baik on atau off)
61. SHIFT lima kali (mengaktifkan StickyKeys)
62. NUM LOCK selama 5 detik (mengaktifkan ToggleKeys)
63. Windows Logo +U (membuka Utility Manager)
64. END (menampilkan isi windows yang aktif paling bawah)
65. HOME (menampilkan isi windows yang aktif paling atas)
66. NUM LOCK+Tanda Asterisk (*) (menampilkan daftar subfolder pada folder yang dipilih)
67. NUM LOCK+tanda plus (+) (menampilkan daftar dari isi suatu folder)
68. NUM LOCK+tanda minus (-) (menutup folder yang dipilih)
69. LEFT ARROW (pilih folder induk)
70. RIGHT ARROW (memilih subfolder pertama)
71. RIGHT ARROW (memulai baris baru)
72. LEFT ARROW (menujunpada akhir baris sebelumnya)
73. UP ARROW (naik satu baris)
74. DOWN ARROW (turun satu baris)
75. PAGE UP (naik satu layar)
76. PAGE DOWN (turun satu layar)
77. HOME (menuju awal suatu baris)
78. END (menuju akhir suatu baris)
79. CTRL+HOME (menuju karakter pertama)
80. CTRL+END (menuju karakter terakhir)
81. SPACEBAR (memilih antar Enlarged and Normal mode ketika karakter disorot)
82. CTRL+O (membuka suatu direktori untuk membuka suatu file pada suatu program)
83. CTRL+N (membuka tampilan baru)
84. CTRL+S (menyimpan suatu file dokumen)
85. CTRL+M (menambah atau menghapus suatu item file dokumen)
86. CTRL+W (membuka window baru)
87. F5 key (Update isi semua console windows)
88. ALT+SPACEBAR (menampilkan menu MMC window)
89. ALT+F4 (menutup tampilan window)
90. ALT+A (menampilkaActionmenu)
91. ALT+V (menampilkan View menu)
92. ALT+F (menampilkan the File menu)
93. ALT+O (menampilkan the Favorites menu)
94. MMC Console Window Keyboard Shortcuts
95. CTRL+P (menampilkan menu untuk mencetak dokumen)
96. ALT+Minus sign (-) (menampilkan menu windows yang aktif)
97. SHIFT+F10 (menampilkan menu opsi dari program yang aktif)
98. F1 key (membuka Help menu)
99. F5 key (reload, update isi dari suatu dokumen)
100. CTRL+F10 (Maximize windows yang aktif)
1. CTRL+C (Copy)
2. CTRL+X (Cut)
3. CTRL+V (Paste)
4. CTRL+Z (Undo)
5. DELETE (Delete)SHIFT+DELETE (menghapus permanen)
6. CTRL+SHIFT sementara drag sebuah item (menciptakan shortcut)
7. F2 key (merubah nama dari item yang dipilih)
8. CTRL+RIGHT ARROW (memindah kursor ke huruf selanjutnya)
9. CTRL+LEFT ARROW (memindah kursor ke awal huruf)
10. CTRL+DOWN ARROW (memindah kursor ke awal paragraf)
11. CTRL+UP ARROW (memindah kursor ke posisi paragraf sebelumnya)
12. CTRL+SHIFT dengan berbagai tombol arah (menunjukkan daerah yang diblok)
13. CTRL+A (seleksi/blok semua karakter)
14. F3 key (pencarian folder atau file)
15. ALT+ENTER (melihat properties dari item yang dipilih)
16. ALT+F4 (menutup program yang aktif)
17. ALT+ENTER (menunjukkan properties dari object yang terpilih)
18. ALT+SPACEBAR (membuka shortcut pada windows yang aktif)
19. CTRL+F4 (menutup dokumen yang aktif pada dokumen yang banyak dibuka)
20. ALT+TAB (memindah item-item yang aktif)
21. ALT+ESC (urutan item yang telah dibuka)
22. F6 key (elemen-elemen layar pada desktop)
23. F4 key (memunculkan Address bar pada My Computer atau Windows Explorer)
24. SHIFT+F10 (memunculkan shortchut sesuai ikon yang dipilih)
25. ALT+SPACEBAR (memunculkan menu Systen pada windows yang aktif)
26. CTRL+ESC (menampilkan menu Start)
27. ALT+garis bawah pada suatu menu (Menampilkan menu yang sesuai)
28. F10 key (mengaktifkan menu bar program yang sedang aktif)
29. RIGHT ARROW (membuka sebuah submenu terutama menu lanjutan sebelah kanan)
30. LEFT ARROW (membuka sebuah submenu terutama menu lanjutan sebelah kiri)
31. F5 key (Update active window)
32. BACKSPACE (kembali ke direktori sebelumnya di My Computer atau Windows Explorer)
33. ESC (membatalkan proses suuatu eksekusi program)
34. SHIFT memasukkan CD-ROM ke dalam CDROM drive (mencegah CD-ROM dari running otomatis)
35. CTRL+TAB (maju ke tab berikut)
36. CTRL+SHIFT+TAB (mundur ke tab sebelum)
37. TAB (maju tab berdasarkan pilihan)
38. SHIFT+TAB (mundur pada suatu pilihan menu)
39. ALT+huruf yang diUnderlined (lakukan perintah sesuai dengan opsi yang dipilih)
40. ENTER (lakukan perintah atau tombol untuk pelaksana perintah)
41. SPACEBAR (memilih atau mengosongkan check box pada menu aktif pada check box)
42. Arrow keys (menyorot suatu karakter)
43. F1 key (menampilkan Help)
44. F4 key (menampilkan item pada daftar yang aktif)
45. BACKSPACE (kembali ke direktori awal)
46. Windows Logo (menampilkan atau menyembunyikan Start menu)
47. Windows Logo+BREAK (menampilkan System Properties dialog box)
48. Windows Logo+D (menampilkan desktop)
49. Windows Logo+M (Minimize semua windows)
50. Windows Logo+SHIFT+M (Restore minimized windows)
51. Windows Logo+E (membuka My Computer)
52. Windows Logo+F (mencari sebuah file atau folder)
53. CTRL+Windows Logo+F (pencarian komputer terutama dalam suatu jaringan)
54. Windows Logo+F1 (menampilkan Windows Help and Support)
55. Windows Logo+ L (lock windows)
56. Windows Logo+R (membuka Run)
57. Windows Logo+U (membuka Utility Manager) Accessibility Keyboard Shortcuts
58. SHIFT kanan selama delapan detik (menyalakan FilterKeys baik on atau off)
59. Left ALT+left SHIFT+PRINT SCREEN (menyalakan High Contrast baik on atau off)
60. Left ALT+left SHIFT+NUM LOCK (menyalakan MouseKeys baik on atau off)
61. SHIFT lima kali (mengaktifkan StickyKeys)
62. NUM LOCK selama 5 detik (mengaktifkan ToggleKeys)
63. Windows Logo +U (membuka Utility Manager)
64. END (menampilkan isi windows yang aktif paling bawah)
65. HOME (menampilkan isi windows yang aktif paling atas)
66. NUM LOCK+Tanda Asterisk (*) (menampilkan daftar subfolder pada folder yang dipilih)
67. NUM LOCK+tanda plus (+) (menampilkan daftar dari isi suatu folder)
68. NUM LOCK+tanda minus (-) (menutup folder yang dipilih)
69. LEFT ARROW (pilih folder induk)
70. RIGHT ARROW (memilih subfolder pertama)
71. RIGHT ARROW (memulai baris baru)
72. LEFT ARROW (menujunpada akhir baris sebelumnya)
73. UP ARROW (naik satu baris)
74. DOWN ARROW (turun satu baris)
75. PAGE UP (naik satu layar)
76. PAGE DOWN (turun satu layar)
77. HOME (menuju awal suatu baris)
78. END (menuju akhir suatu baris)
79. CTRL+HOME (menuju karakter pertama)
80. CTRL+END (menuju karakter terakhir)
81. SPACEBAR (memilih antar Enlarged and Normal mode ketika karakter disorot)
82. CTRL+O (membuka suatu direktori untuk membuka suatu file pada suatu program)
83. CTRL+N (membuka tampilan baru)
84. CTRL+S (menyimpan suatu file dokumen)
85. CTRL+M (menambah atau menghapus suatu item file dokumen)
86. CTRL+W (membuka window baru)
87. F5 key (Update isi semua console windows)
88. ALT+SPACEBAR (menampilkan menu MMC window)
89. ALT+F4 (menutup tampilan window)
90. ALT+A (menampilkaActionmenu)
91. ALT+V (menampilkan View menu)
92. ALT+F (menampilkan the File menu)
93. ALT+O (menampilkan the Favorites menu)
94. MMC Console Window Keyboard Shortcuts
95. CTRL+P (menampilkan menu untuk mencetak dokumen)
96. ALT+Minus sign (-) (menampilkan menu windows yang aktif)
97. SHIFT+F10 (menampilkan menu opsi dari program yang aktif)
98. F1 key (membuka Help menu)
99. F5 key (reload, update isi dari suatu dokumen)
100. CTRL+F10 (Maximize windows yang aktif)
Senin, 04 Juni 2012
makalah limbah
MAKALAH PENGOLAHAN
SAMPAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang “Sampah Organik” Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1.
Bpk. Drs Maman Sudirman selaku kepala sekolah
2.
Ibu Susi selaku Guru Mata Pelajaran
3.
Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
4.
Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.
Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju,
sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia
menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk
khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan
terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan
juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat
merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan
bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang
bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
1.2 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis sampah
2. Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
3. Untuk
mengetahui cara mengolah sampah
4. Mencoba
menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai
dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan
relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa
bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet
sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan
baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah
yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang
lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang
berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
2.2
Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
-
Sampah organik basah.
Istilah
sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
-
Sampah organik kering.
Sementara bahan
yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan
airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon, dan dedaunan kering.
2.4
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
-
Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin
meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
-
Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin
pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
-
Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin,
barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang
bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa
Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
-
Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang
yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
2.5
Pengolahan Sampah
Alternatif
Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang
sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.
Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan
sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus
meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan
atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah
yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut.
Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari
material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang
dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu
porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan
produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang
ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus
disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat
sama dengan kota
lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak
begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di
negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum
dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan
suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan
peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan
sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo,
yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang
mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan
40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk
penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu
sistem penanganan sampah kota.
Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan
dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang
masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah
menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan
lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara
alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan
terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami
proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau
ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain
sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi
seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah.
Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati,
dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai
menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya
adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad
renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan
yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos
biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang
lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah
dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman
Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi
pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan
ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat
orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang
tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu: • Mengurangi
kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan
kemampuannya dalam penyerapan hara. • Meningkatkan kemampuan tanah dalam
mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah
terjadinya kekeringan pada tanah.• Menahan erosi tanah sehingga mengurangi
pencucian hara. • Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad
penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi
kesuburan tanah.
2.6
Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah
tangga.
- Mampu
menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat
tinggal.
- Membantu
pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir
(TPA).
-
Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau,
selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh
serangga dan binatang pengerat.
2.7 Kekurangan
Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur
tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap
tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena
itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
Januari 18, 2008 in Lingkungan
Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
19 tahun 1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui kembali
dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi
melalui Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001 tentang
Pengelolaan Limbah B3(www.ikaittsttt.org/pages/download/PPLimbahB3.pdf) (www.bplhdjabar.go.id/emplibrary/PP_%20No_74%202001.htm)
Pengertian B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
Tujuan pengelolaan limbah B3
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
- Berdasarkan sumber
- Berdasarkan karakteristik
- Limbah B3 dari sumber spesifik;
- Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
- Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
- mudah meledak;
- pengoksidasi;
- sangat mudah sekali menyala;
- sangat mudah menyala;
- mudah menyala;
- amat sangat beracun;
- sangat beracun;
- beracun;
- berbahaya;
- korosif;
- bersifat iritasi;
- berbahayabagi lingkungan;
- karsinogenik;
- teratogenik;
- mutagenik.
- mudah meledak;
- mudah terbakar;
- bersifat reaktif;
- beracun;
- menyebabkan infeksi;
- bersifat korosif.
Pengelolaan dan pengolahan limbah B3
Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (www.menlh.go.id/i/art/pdf_1054679307.pdf)
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
- Lokasi pengolahan
- daerah bebas banjir;
- jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
- daerah bebas banjir;
- jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
- jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
- jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
- dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
- Fasilitas pengolahan
- sistem kemanan fasilitas;
- sistem pencegahan terhadap kebakaran;
- sistem pencegahan terhadap kebakaran;
- sistem penanggulangan keadaan darurat;
- sistem pengujian peralatan;
- dan pelatihan karyawan.
- Penanganan limbah B3 sebelum diolah
- Pengolahan limbah B3
- proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.
- proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
- proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir
- proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr
- Hasil pengolahan limbah B3
Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam
tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
3.2
Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain
itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan
yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
MAKALAH
PENGOLAHAN SAMPAH
Disusun oleh:
ADI SUPRIYADI
XI TKR E
Tahun pelajaran 2011/2012
tugas ipa
Pengelolaan
sampah didesa jembangan
Pengelolahan sampah didesa
jembangan belum dilaksanakan secara optimal, pengelolahannya masih sangat
sederhana, seperti sampah organic & non organic masih ditempatkan satu
wadah. Hal ini kurang efektif dalam pengelolahan sampah didaerah jembangan.
Sampah- plastic belum ada yang memanfaatkan untuk dibuat barang yang bernilai
ekonomis seperti: mantol plastic,tas plastic,taplak meja plastic dll. Dan juga
sampah organic belum dimanfaatkan secara optimal seperti: pupuk kompos.
Saran / solusi :
Pengolahan biologis (Pengkomposan)
Material
sampah organik , seperti zat tanaman, sisa makanan ataukertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untukkompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalahkompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas
methana yangbisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode Daur-ulang
Proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampahuntuk digunakan kembali
disebut sebagai daur ulang.Ada beberapacara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untukdiproses lagi atau
mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakarutnuk membangkitkan listik. Metode
metode baru dari daur ulang terusditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah
metode yang penting dari pengelolaan sampah adalahpencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan"pengurangan sampah". Metode
pencegahan termasuk penggunaan.kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang
yang rusak ,mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakankembali (seperti tas belanja katun
menggantikan tas plastik),mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang
sekalipakai (contohnya kertas tissue), dan mendesain produk yangmenggunakan
bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama(contoh,pengurangan
bobot kaleng minuman).
Saran kepada kepala daerah
Mengusulkan ke pada kepala
desa jembangan untuk membuat bak-bak sampah didaerah tertentu supaya daerahnya
terlihat bersih , asri, aman dari penyakit. Membuat bak sampah yang terpisah
contohnya : sampah organic, sampah non organic , sampah logam & kaca.
Dibuat oleh:
Nama : Nursodik
Kelas : xI Tkbb 2
No : 29
Pengelolaan
sampah didesa SIDOMORO
Limbah didesa sidomoro
Saya ambil contoh limbah didesa
sidomoro salah satunya adalah limbah sabut kelapa.
Yang saya ketahui sekarang ini
didesa saya tidak ada yang menangani limbah itu secara maksimal. Karena tidak
diolah secara maksimal, Limbah-limbah sabut kelapa itu banyak diambili oleh desa tetangga yang sudah
memiliki alat untuk membuat limbah sabut kelapa itu menjadi barang yang
ekonomis . salah satunya diambil oleh desa rantai wringin untuk di buat
kerajinan tangan salah satunya untuk dibuat kesed.
Saran :
Karena didesa sidomoro banyak terdapat
limbah sabut kelapa alangkah baiknya limbah itu dibuat kerajinan tangan sendiri.
Selain untuk kegiatan masyarakat juga hasil pengolahan itu bias bernilai lebih.
Dengan cara mendirikan usaha pengolahan
sabut kelapa didesa sidomoro dengan menyerap tenaga kerja didaerah sekitar, dan
juga bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran didesa sidomoro.
Dibuat oleh:
Nama :
MAHRURUDIN
Kelas :
xI Tkbb 2
No : 21
Langganan:
Postingan (Atom)