Minggu, 17 Juni 2012

tugas b.inggris

A.  S + Suggest + O + To+V1

  Example :  LONA : I’m tired .

                     DANA : I suggest you to take a rest.

B.  S +Suggest + V- I ng

  Example : DION : it’s very dark here.

        MARSA: I suggest  turning on the light

C. S + Advise + O + to V1

  Example : YODA : my mother  is angry with me.

         ANA   : I advise you to apologize to her .

D. S + Should +V1

  Example :  FRANGKY : I don’t understand the lesson.

         VIAR         : I think you should ask your teacher .

E . S + Had Better + V1

  Example :  LUNA: I have a toothache.

         MAYA: I think you had better  see a dentist.

F. Why Don’t + V1

  Example:  NINA : I’m bored staying at home during the holidays.

        CINDY: Why don’t you go to the theater?

G. What About + Noun/ V- Ing

  Example: ANDI: what present shall we give to Lisa on her birthday?

       BIMA: what about a purse?

H. How About + Noun/V- I ng

  Example: RIKO: what do you want to eat tonight?

      DITA: how about making a nice chicken curry?

I. If I Were You, I Would +V1

  Example: INDRA: my mother was angry with me this morning.

      NARA:  If I were you, I would  apologize to her.

Contoh Sugestions

Rabu, 13 Juni 2012

tombol kombinasi pada keyboard

tombol kombinasi pada keyboard

1. CTRL+C (Copy)
2. CTRL+X (Cut)
3. CTRL+V (Paste)
4. CTRL+Z (Undo)
5. DELETE (Delete)SHIFT+DELETE (menghapus permanen)
6. CTRL+SHIFT sementara drag sebuah item (menciptakan shortcut)
7. F2 key (merubah nama dari item yang dipilih)
8. CTRL+RIGHT ARROW (memindah kursor ke huruf selanjutnya)
9. CTRL+LEFT ARROW (memindah kursor ke awal huruf)
10. CTRL+DOWN ARROW (memindah kursor ke awal paragraf)
11. CTRL+UP ARROW (memindah kursor ke posisi paragraf sebelumnya)
12. CTRL+SHIFT dengan berbagai tombol arah (menunjukkan daerah yang diblok)
13. CTRL+A (seleksi/blok semua karakter)
14. F3 key (pencarian folder atau file)
15. ALT+ENTER (melihat properties dari item yang dipilih)
16. ALT+F4 (menutup program yang aktif)
17. ALT+ENTER (menunjukkan properties dari object yang terpilih)
18. ALT+SPACEBAR (membuka shortcut pada windows yang aktif)
19. CTRL+F4 (menutup dokumen yang aktif pada dokumen yang banyak dibuka)
20. ALT+TAB (memindah item-item yang aktif)
21. ALT+ESC (urutan item yang telah dibuka)
22. F6 key (elemen-elemen layar pada desktop)
23. F4 key (memunculkan Address bar pada My Computer atau Windows Explorer)
24. SHIFT+F10 (memunculkan shortchut sesuai ikon yang dipilih)
25. ALT+SPACEBAR (memunculkan menu Systen pada windows yang aktif)
26. CTRL+ESC (menampilkan menu Start)
27. ALT+garis bawah pada suatu menu (Menampilkan menu yang sesuai)
28. F10 key (mengaktifkan menu bar program yang sedang aktif)
29. RIGHT ARROW (membuka sebuah submenu terutama menu lanjutan sebelah kanan)
30. LEFT ARROW (membuka sebuah submenu terutama menu lanjutan sebelah kiri)
31. F5 key (Update active window)
32. BACKSPACE (kembali ke direktori sebelumnya di My Computer atau Windows Explorer)
33. ESC (membatalkan proses suuatu eksekusi program)
34. SHIFT memasukkan CD-ROM ke dalam CDROM drive (mencegah CD-ROM dari running otomatis)
35. CTRL+TAB (maju ke tab berikut)
36. CTRL+SHIFT+TAB (mundur ke tab sebelum)
37. TAB (maju tab berdasarkan pilihan)
38. SHIFT+TAB (mundur pada suatu pilihan menu)
39. ALT+huruf yang diUnderlined (lakukan perintah sesuai dengan opsi yang dipilih)
40. ENTER (lakukan perintah atau tombol untuk pelaksana perintah)
41. SPACEBAR (memilih atau mengosongkan check box pada menu aktif pada check box)
42. Arrow keys (menyorot suatu karakter)
43. F1 key (menampilkan Help)
44. F4 key (menampilkan item pada daftar yang aktif)
45. BACKSPACE (kembali ke direktori awal)
46. Windows Logo (menampilkan atau menyembunyikan Start menu)
47. Windows Logo+BREAK (menampilkan System Properties dialog box)
48. Windows Logo+D (menampilkan desktop)
49. Windows Logo+M (Minimize semua windows)
50. Windows Logo+SHIFT+M (Restore minimized windows)
51. Windows Logo+E (membuka My Computer)
52. Windows Logo+F (mencari sebuah file atau folder)
53. CTRL+Windows Logo+F (pencarian komputer terutama dalam suatu jaringan)
54. Windows Logo+F1 (menampilkan Windows Help and Support)
55. Windows Logo+ L (lock windows)
56. Windows Logo+R (membuka Run)
57. Windows Logo+U (membuka Utility Manager) Accessibility Keyboard Shortcuts
58. SHIFT kanan selama delapan detik (menyalakan FilterKeys baik on atau off)
59. Left ALT+left SHIFT+PRINT SCREEN (menyalakan High Contrast baik on atau off)
60. Left ALT+left SHIFT+NUM LOCK (menyalakan MouseKeys baik on atau off)
61. SHIFT lima kali (mengaktifkan StickyKeys)
62. NUM LOCK selama 5 detik (mengaktifkan ToggleKeys)
63. Windows Logo +U (membuka Utility Manager)
64. END (menampilkan isi windows yang aktif paling bawah)
65. HOME (menampilkan isi windows yang aktif paling atas)
66. NUM LOCK+Tanda Asterisk (*) (menampilkan daftar subfolder pada folder yang dipilih)
67. NUM LOCK+tanda plus (+) (menampilkan daftar  dari isi suatu folder)
68. NUM LOCK+tanda minus (-) (menutup folder yang dipilih)
69. LEFT ARROW (pilih folder induk)
70. RIGHT ARROW (memilih subfolder pertama)
71. RIGHT ARROW (memulai baris baru)
72. LEFT ARROW (menujunpada akhir baris sebelumnya)
73. UP ARROW (naik satu baris)
74. DOWN ARROW (turun satu baris)
75. PAGE UP (naik satu layar)
76. PAGE DOWN (turun satu layar)
77. HOME (menuju awal suatu baris)
78. END (menuju akhir suatu baris)
79. CTRL+HOME (menuju karakter pertama)
80. CTRL+END (menuju karakter terakhir)
81. SPACEBAR (memilih antar Enlarged and Normal mode ketika karakter disorot)
82. CTRL+O (membuka suatu direktori untuk membuka suatu file pada suatu program)
83. CTRL+N (membuka tampilan baru)
84. CTRL+S (menyimpan suatu file dokumen)
85. CTRL+M (menambah atau menghapus suatu item file dokumen)
86. CTRL+W (membuka window baru)
87. F5 key (Update isi semua console windows)
88. ALT+SPACEBAR (menampilkan menu MMC window)
89. ALT+F4 (menutup tampilan window)
90. ALT+A (menampilkaActionmenu)
91. ALT+V (menampilkan View menu)
92. ALT+F (menampilkan the File menu)
93. ALT+O (menampilkan the Favorites menu)
94. MMC Console Window Keyboard Shortcuts
95. CTRL+P (menampilkan menu untuk mencetak dokumen)
96. ALT+Minus sign (-) (menampilkan menu windows yang aktif)
97. SHIFT+F10 (menampilkan menu opsi dari program yang aktif)
98. F1 key (membuka Help menu)
99. F5 key (reload, update isi dari suatu dokumen)
100. CTRL+F10 (Maximize windows yang aktif)

Senin, 04 Juni 2012

makalah limbah

MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang “Sampah Organik” Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
 Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1.        Bpk. Drs Maman Sudirman selaku kepala sekolah
2.        Ibu Susi selaku Guru Mata Pelajaran
3.        Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
4.        Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini 


                                                                                                                      Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.

Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah
4. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.

2.2    Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
-       Sampah organik basah.
 Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air  yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
-        Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

2.4    Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
-        Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
-       Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
-       Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
-       Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

2.5    Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu: • Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara. • Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.• Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara. • Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.

2.6    Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.
-  Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat  tinggal.
-  Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir  (TPA).
-  Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.

2.7  Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.


Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui kembali dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3
(www.ikaittsttt.org/pages/download/PPLimbahB3.pdf) (www.bplhdjabar.go.id/emplibrary/PP_%20No_74%202001.htm)
Pengertian B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
Tujuan pengelolaan limbah B3
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
  1. Berdasarkan sumber
  2. Berdasarkan karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:
  • Limbah B3 dari sumber spesifik;
  • Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
  • Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:
  • mudah meledak;
  • pengoksidasi;
  • sangat mudah sekali menyala;
  • sangat mudah menyala;
  • mudah menyala;
  • amat sangat beracun;
  • sangat beracun;
  • beracun;
  • berbahaya;
  • korosif;
  • bersifat iritasi;
  • berbahayabagi lingkungan;
  • karsinogenik;
  • teratogenik;
  • mutagenik.
Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu:
  • mudah meledak;
  • mudah terbakar;
  • bersifat reaktif;
  • beracun;
  • menyebabkan infeksi;
  • bersifat korosif.
Peningkatan karakteristik materi yang disebut B3 ini menunjukan bahwa pemerintah sebenarnya memberikan perhatian khusus untuk pengelolaan lingkungan Indonesia. Hanya memang perlu menjadi perhatian bahwa implementasi dari Peraturan masih sangat kurang di negara ini.
Pengelolaan dan pengolahan limbah B3
Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (www.menlh.go.id/i/art/pdf_1054679307.pdf)
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
  • Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
  1. daerah bebas banjir;
  2. jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
  1. daerah bebas banjir;
  2. jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
  3. jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
  4. jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
  5. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
  • Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
  1. sistem kemanan fasilitas;
  2. sistem pencegahan terhadap kebakaran;
  3. sistem pencegahan terhadap kebakaran;
  4. sistem penanggulangan keadaan darurat;
  5. sistem pengujian peralatan;
  6. dan pelatihan karyawan.
Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap lingkungan.
  • Penanganan limbah B3 sebelum diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah.
  • Pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:
  1. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.
  2. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
  3. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir
  4. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah.
  • Hasil pengolahan limbah B3
Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis masa pakainya atau ditutup.
Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

3.2  Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.











MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH




Disusun oleh:
ADI SUPRIYADI
XI TKR E


Tahun pelajaran 2011/2012

tugas ipa


Pengelolaan sampah didesa jembangan


Pengelolahan sampah didesa jembangan belum dilaksanakan secara optimal, pengelolahannya masih sangat sederhana, seperti sampah organic & non organic masih ditempatkan satu wadah. Hal ini kurang efektif dalam pengelolahan sampah didaerah jembangan. Sampah- plastic belum ada yang memanfaatkan untuk dibuat barang yang bernilai ekonomis seperti: mantol plastic,tas plastic,taplak meja plastic dll. Dan juga sampah organic belum dimanfaatkan secara optimal seperti: pupuk kompos.

Saran / solusi :

Pengolahan biologis (Pengkomposan)
Material sampah organik , seperti zat tanaman, sisa makanan ataukertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untukkompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalahkompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yangbisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampahuntuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapacara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untukdiproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakarutnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terusditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalahpencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan"pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan.kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak ,mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakankembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekalipakai (contohnya kertas tissue), dan mendesain produk yangmenggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama(contoh,pengurangan bobot kaleng minuman).

Saran kepada kepala daerah
Mengusulkan ke pada kepala desa jembangan untuk membuat bak-bak sampah didaerah tertentu supaya daerahnya terlihat bersih , asri, aman dari penyakit. Membuat bak sampah yang terpisah contohnya : sampah organic, sampah non organic , sampah logam & kaca.

Dibuat oleh:

Nama   : Nursodik
Kelas  : xI Tkbb 2
No     : 29

Pengelolaan sampah didesa SIDOMORO






Limbah didesa sidomoro
Saya ambil contoh limbah didesa sidomoro salah satunya adalah limbah sabut kelapa.
Yang saya ketahui sekarang ini didesa saya tidak ada yang menangani limbah itu secara maksimal. Karena tidak diolah secara maksimal, Limbah-limbah sabut kelapa itu banyak  diambili oleh desa tetangga yang sudah memiliki alat untuk membuat limbah sabut kelapa itu menjadi barang yang ekonomis . salah satunya diambil oleh desa rantai wringin untuk di buat kerajinan tangan salah satunya untuk dibuat kesed.

Saran :
       Karena didesa sidomoro banyak terdapat limbah sabut kelapa alangkah baiknya limbah itu dibuat kerajinan tangan sendiri. Selain untuk kegiatan masyarakat juga hasil pengolahan itu bias bernilai lebih.
       Dengan cara mendirikan usaha pengolahan sabut kelapa didesa sidomoro dengan menyerap tenaga kerja didaerah sekitar, dan juga bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran didesa sidomoro.



Dibuat oleh:

Nama                   : MAHRURUDIN
Kelas           : xI Tkbb 2
No              : 21